2
Dari Sebuah Kamar.
Adit buru-buru menghabiskan minumannya. Mukanya memerah. Berulang kali dia mengacak-acak rambutnya. Risa hanya tersenyum melihat polah tamunya itu.
"Mau segelas shot terakhir?" tanya Risa.
"Udah ah. Cukup. Yang ada, ntar gue nggak bisa jalan lagi."
Adit mengeluarkan dompetnya dan membayar bil minuman. Tidak banyak, tagihannya hanya sekitar 200 ribu rupiah.
"Kok murah?" tanyanya.
"Harga bartender," jawab Risa, singkat.
"Thanks ya. Gue cabut dulu."
"Kalo bete, ke sini lagi aja. Kita buka ampe malem kok."
Adit mengangguk dan berjalan meninggalkan kafe. Kakinya melenggang perlahan memasuki area fitness centre yang terletak tak jauh dari kolam renang. Dia penasaran dengan rekomendasi Risa. Dia sampai di ruangan massage. Seorang resepsionis perempuan menyambutnya dengan senyum ramah.
"Mau massage, Pak?"
"Ya. Ada kamar VIP yang kosong nggak?"
"Masih ada, Pak. Mau sama siapa?"
"Sonya ada?"
"Bentar ya...Ada, Pak."
"Boleh liat fotonya dulu nggak?"
"Boleh," jawab resepsionis itu sambil menyerahkan album foto.
Adit mulai membuka satu demi satu. Di situ ada foto Sonya dengan pose yang sangat biasa. Mengenakan baju putih dan hanya separuh badannya yang tampak. Rambutnya dibiarkan tergerai. Di halaman berikutnya, Adit mendapati foto Laura dengan pose yang sama. Ehmm...dua-duanya lumayan cantik.
"Boleh langsung dua?" tanya Adit.
"Maksudnya, pak?"
"Maksudnya, bisa nggak saya booking Sonya sama Laura sekaligus?"
"Ehmmm....bisa-bisa aja sih. Bapak udah pernah ke sini sebelumnya?"
"Pernah tapi baru sekali. Emang kenapa?"
"Nggak papa. Tapi saya mesti nanya dulu ama Sonya dan Laura."
"Oke. Telepon aja mereka."
Adit duduk di sofa sambil menyalakan sebatang rokok. Resepsionis itu tampak berbicara di telepon untuk beberapa saat lamanya.
"Bapak mau massage di sini apa di kamar hotel?"
"Di sini aja. Kamar VIP nya masih ada kan?" Adit beranjak dari sofa.
"Masih, pak. Silahkan bapak ke kamar VIP."
(to be cont...)
No comments:
Post a Comment