Friday, October 29, 2010

RBT Cinta Ini Jangan Berakhir - Cinta Itu, Kamu.

Meratapi Kebahagiaan



Apa yang kurindukan saat ini? Menangis di sudut bibirmu.

Lalu, membiarkan diriku meratapi kebahagiaan yang menjamu barisan hari, saat atau tidak bersamamu. Hari itu, detik ini, dan —mungkin, nanti.

Sejauh melangkah, tak surut membabibuta jejakku menilas ranah penyatuan perasaan dari keterpisahan —jarak juga kenyataan.

Memerdekakan diri sejenak, lalu bertekuk lutut pada hatimu —lagi, satu-satunya.

Hanya itu, kuasaku sepertinya.

Sunday, October 24, 2010

ADALAH SEMATAMU.



Rindu. Satu satunya kemewahan yang kumiliki. Ada padamu, titik! Selalu ingin kuberi dan tak ingin kuingkari.

Pada larik-lariknya, aku bisa berkaca tentang dambaku yang merajuk senyap, dan memendarkan getar pesakitan. Setia tergopoh berlari ke arahmu, kapan pun itu.

Adalah semata dirimu yang membuat diriku merasa luar biasa.

Adalah rekah-tawa dan lebam-tangis yang membuat kebersamaan kita selama ini menjadi berharga dan bermakna.

Adalah dirimu, semata sebab yang menghadirkan bahagiaku berlinang air mata.

Sunday, October 03, 2010

Dalam hujan, aku telanjang



Apa yang kurekam dari hujan siang ini? Larik-lari rindu yang menghias rintiknya saat kita sepayung berdua; di kota sana, di suatu hari tanpa nama.

Sepayung membelah hujan. Dalam magis lirih rintiknya yang menorehkan bahagia, juga luka. Bersama!

Tawa-bahagia dan sedu-sedan tangis meramu satu. Dalam hujan itu, tersimpan jejakmu. Lewat riuh rintiknya, aku mengadu dan mengaduh pilu.

Aku katakan pada hujan, kita masih satu; seadanya-setiada-tiadanya. Karena kamu telah memenangkan hatiku, begitu juga aku.

Hujan boleh saja reda. Tapi tidak dengan rinduku. Kau telah merenggutnya tanpa sisa. Dan kini, tinggal lah kosong meraja.

Dan tetaplah dalam hujan. Karena di sana, aku terbiasa menari bersamamu.