Thursday, January 20, 2011

KERAMAT RINDU



Menjadi biasa, itu luar biasa. Aku terbiasa bersamamu lalu tidak, itu sungguh menyiksa.

Tak mampu kutepikan. Nyatanya, rumah hatimu adalah tumpah rinduku. Berkemah merangsak sumsum; mengibarkan bendera kegelisahan yang membukitkan luka, juga bahagia.

Jika boleh memilih, aku membutuhkan rindu sebagai kata keramat yang ingin kudengar dari bibirmu, setiap hari. Seperti berpuluh malam yang kita pahat dengan napas surgawi. Seperti berpuluh mimpi yang kita hias dengan warna pelangi.

5 comments:

selAmAnyAutis said...

memiliki rasa rindu itu memang indah. tapi mengapa sering kali rasa itu berbalik menjadi rasa yang menyakitkan.
andaikan yang diseberang sana mengerti tanpa suara harus terjerit menggema seantero jagad raya...
ah rindu, rasa yang ku sangka dapat membuatku terus hidup, tapi juga membuatku ingin mati perlahan...

Hang horatio said...

salam ukhwah..

Zifah Naiusaf said...

sangat menyentuh..

pucis said...

seperti apa rindu ni harus ku katakan ketika berpuluh-puluh kali kata rindu termakan sepi dari mulut bisumu?
harus mengemis rindukah aku

selAmAnyAutis said...

hati berteriak tapi mulut tetap bungkam. kutelan nikmat merindu berulirkan air mata...
rindu ku hanya ingin dia tau...