Apa yang kurindukan saat ini? Menangis di sudut bibirmu.
Lalu, membiarkan diriku meratapi kebahagiaan yang menjamu barisan hari, saat atau tidak bersamamu. Hari itu, detik ini, dan —mungkin, nanti.
Sejauh melangkah, tak surut membabibuta jejakku menilas ranah penyatuan perasaan dari keterpisahan —jarak juga kenyataan.
Memerdekakan diri sejenak, lalu bertekuk lutut pada hatimu —lagi, satu-satunya.
Hanya itu, kuasaku sepertinya.
No comments:
Post a Comment