Moammar Emka
Tuesday, October 23, 2012
KEMBALI
Belum usai. Apa yang selama ini kusebut kenangan serta merta menarikku kembali ke pusaran rindu, berulang.
Apakah kamu tahu? Semalam, di meja perjamuan, kita bertemu. Lugu sapaku gemetar menyebut rindu.
Bukan sekadar rindu selintas lalu tapi rindu yang setia berulang dan tak terbilang, menggamit harapan itu kembali ke pangkuan.
Kepadamu, kenangan kutimang, dan sekarang bersanding dengan harapan.
Diam-diam, aku suka cara matamu menatap harapan dan menyandingkannya dengan keyakinan.
Mata, milikmu, yang tak akan punah oleh serangan ketakutan, apalagi ragu yang menyekap enggan.
Terima kasih kepadamu, yang tak letih mengajakku kembali, menengok isi hati kita, sekali lagi.
Friday, September 07, 2012
Sebagai hati yang tertulis
Cinta, kasih dan sayang. Ketiganya tertulis di dalam Kamus Besar Indonesia lengkap dengan artinya.
Lalu, aku menemukan arti sesungguhnya saat bersamamu, merasakannya bukan lagi sebagai kata yang tertulis, tetapi lebih dari itu, dengan hati aku menuliskannya.
Aku berkenalan lagi dengan ketiga kata itu saat bertemu denganmu.
Aku bersahabat lagi dengan ketiga kata itu saat harapan menaungi getarku, bersamamu.
Aku ingin terjun bebas dengan ketiga kata itu saat rindu memasung titik titik sunyi dalam gerimis pagi, dalam hujan senja.
Untuk mengenal dan mengerti arti ketiga kata itu, kuyakinkan untuk mengenalmu lebih dalam lagi.
Aku ingin menulis segala apapun tentangmu, dengan hati sebagai mata penaku.
Aku ingin menulis segala apapun tentangmu, sebagai hati yang tertulis, untukku.
- Untuk kamu, #Ara -
Sunday, September 02, 2012
Kamulah detak di detikku
Bersamamu, sedetik yang berlalu adalah masa yang melesat begitu jauh mengitari bukit-butit rasa. Ada rindu disana membaur dalam gelak tawa, desah manja, titik-titik airmata, juga penantian yang mengikat dirinya pada tepian luka.
Detik pertama, kueja namamu. Detik kedua, kuuji yakinku. Detik ketiga, kutimang rindu. Detik keempat, cintaku berdetak di nadimu.
Dan, seterusnya detikku berdetak di lipatan waktu menunggu rengkuh jemarimu tautkan hati kita, satu.
Saturday, June 30, 2012
Aku jatuh cinta padamu dengan telak!
Pernahkah kamu berpikir tentang jawaban? Ah, ternyata yang namanya jawaban itu tidak selalu lugas dan tegas. Kadang, hanya berbentuk tanda; diam dan hening. Seperti halnya tanya cintaku kepadamu.
Aku jatuh cinta kepadamu dengan telak. Kamu akan tahu kebenarannya, kelak.
Kelak, saat waktu berpihak kepadamu; menyuguhkan arti ketulusan cinta itu. Terlambat atau tidak, aku tak tahu.
Mungkin, aku bukan lagi orang yang sama saat kamu menyadarinya. Tahu-tahu, kita terlambat untuk bersama atas nama cinta.
Maka, bacalah setiap tanda yang tercermin dari kata dan gerak tubuhku. Bahwa, dengan telak aku jatuh cinta kepadamu. Dan, kamu tak lagi butuh kata “kelak” untuk menemukan jawaban itu; sebelum semua terlambat di lipatan waktu.
Friday, June 08, 2012
Re: I Heart You
Aku berpikir untuk tidak berpikir tentangmu. Maaf, aku tak mampu.
Aku berpikir untuk tidak menantimu. Maaf, aku menunggu.
Aku berpikir untuk tidak mencintaimu. Maaf, aku telanjur jatuh cinta; kepadamu.
Aku berpikir untuk tidak terburu-buru. Maaf, aku tak mampu untuk tidak tergopoh merindukanmu.
Aku pikir, rasaku telah bugil bulat: aku mencintaimu tanpa ini itu.
Karena aku mencintaimu, benar atau salah!
Monday, April 02, 2012
Sunday, February 19, 2012
13 Februari 2012
Dear M.
Hari dan tahun yang berulang, menyisir tak henti di garis waktu.
Dan, aku ingin berbahagia berulang-ulang bersamamu.
Tak terbilang satu cintaku yang memanah palung hatimu.
Tak terbilang setiap rinduku yang meletupkan napas keindahan di tapal batas penantianku; menunggumu.
Di pusat badai rasaku, kamu adalah perjalanan ketabahan yang menguras kewarasan, juga ingkar logika.
Satu detik yang berlalu adalah buncah getar yang gemetar; demi dan atas nama keakuan perasaan; utuh tulus untuk bersamamu.
Maka, peluklah aku sekarang, dan jangan lepaskan!
Karena hatiku telah jatuh tepat sasaran; kepadamu. Bersamamu, akan kucari bahagia itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)