Friday, January 06, 2012

Aku memanggilmu, #M

Kepada #M: Dengan kalimat apa aku menuliskan arti hadirmu? Sebagai debar yang tiba-tiba gemetar untuk mengharapmu atau rindu yang diam-diam menggebu? Sudah lama aku membiarkan rasa yang diam terjaga dalam kesenyapannya; sampai perjumpaan kedua menggelitik getar itu lagi, telak. Maaf, jika itu terjadi begitu saja. Apakah aku terlambat; bahkan sebelum sempat kubaca hati [mu] ? Sungguh, aku tak menginginkan itu, karena esok dan seterusnya aku akan menunggu kerlingan manja, dan senyuman malu-malu yang kau titipkan pada arakan senja, seperti kemarin.